Thursday, August 31, 2017

Kendaraan Listrik dan Indonesia

Beberapa minggu ini berita-berita mengenai kendaraan listrik menghiasi koran-koran nyata dan dunia maya,  banyak debat mengenai insentif  pajak, model, mobil atau motor duluan  dan lain lain. Membuat Kendaraan listik baik motor maupun mobil bukan sekadar kemampuat merakit dari komponen yang sudah ada dipasaran , kemudian di beri bodi atau cangkang keren terus  berharap laku dipasar.

Insan -Insan kendaraan listrik ini barangkali perlu melihat apa yang sudah ada dicapai dalam dunia kendaraan listrik di dunia. Kita jangan terpaku pada  segi keterjangkauan semata tetapi juga harus memperhatikan segi keselamatan, kelaikan jalan, model , fungsionalitas, dan metoda produksi.

Kontes-kontes pembuatan kendaraan listrik oleh unversitas-universitas barangkali bisa menjadi riset tentang apa yang mesti dikembangkan kemudian. Sebelum membangun suatu kendaraan listrik untuk rakyat sebaiknya Pemerintah  harus mengkaji moda apa yang sebetulnya diperlukan di masa sepuluh atau dua puluh tahun kemudian bukan hanya untuk kebanggaan saja.

Melihat semakin sempitnya  lahan , pembatasan sepeda motor , Menipisnya cadangan minyak , retribusi parkir , polusi dan hal hal lain , barangkali Indonesia cocok untuk mengembangkan kendaraan umum massal  berbasis Listrik .  Kendaraan umum massal ini berbentuk BUS yang bertenaga listrik. Bus ini bisa berukuran 3/4 atau bus besar, bus gandeng  atau double decker

Kenapa Bus, Harus di akui Industri Bus Indonesia sangat potensial. Kemampuan rancang bangun bus oleh putra-putra indonesia bisa di acungi jempol, Dari Transjakarta, hingga bus double decker yang belakangan merajai jalanan pantura.

Pengembangan bus Listrik  barangkali paling efisien baik biaya maupun pasar.  Dengan Industri Bus dan para pemasoknya yang sudah mapan, Pengembangan Bus Listrik hanya fokus pada Chassis  , motor pengerak dan penempatan  baterai.  Dan Pasar untuk kendaraan bus ini sangat jelas yakni Angkutan umum perkotaan yang ramah lingkungan dan berdaya angkut besar.

Untuk apa menghabiskan enerji nasional untuk sesuatu yang kurang diminati pasar. Membangun mobil sport bertenaga listrik sekelas Ferrari, atau sepeda motor listrik sekaliber produsen Zero  barangkali bukan mimpi yang tepat bagi Indonesia.

Membangun pesawat N235 dan N219 , Indonesia punya kemampuan yang diakui di dunia. Panser Anoa diminati banyak negara, Rasa-rasanya membangun Bus bertenaga listrik bukan mimpi disiang bolong, Akan banyak manfaat dari kehadiran Bus Listrik ini, mulai dari membaiknya polusi dikota-kota besar, semakin mandirinya Industri Bus Indonesia dan satu lagi , kita tunjukan kepada dunia bahwa kita membangun kendaraan , buka sekadar mampu merakit mobil atau sepeda motor yang malah membuat jalan semakin macet.


No comments:

Post a Comment