Monday, December 26, 2016

Panasnya kelas Super Stock Sport 150cc , Inovasi atau Mati Suri.

 Minggu lalu Suzuki Indonesia divisi roda dua meluncurkan 2017 Suzuki GSX150R  dengan dua versi Naked dan Full fairing.  Sekalipun terhitung terlambat, Suzuki Indonesia masih percaya diri dengan peruntungannya di kancah Motor sport 150cc
Di kelas ini The Big Four  yakni Yamaha  telah mendaratkan  Vixion, MT15 Sabre dan  R15,  Honda juga meluncurkan CB150R dan Honda CBR150R, dan Kawasaki naga-naganya akan meluncurkan Ninja 150 4 stroke dalam waktu dekat seperti yang diulas beberapa blog motor ternama.

Harus diakui kelas Sport  150 ini adalah kelas terpanas di dalam Negeri. Kita lihat penjualan Honda dan Yamaha saling sikut , Suzuki maupun Kawasaki turun juga dikelas ni tentu punya perhitungan sendiri , mungkin dari fanboys setianya maupun luberan publik yang bosan dengan model-model yang sudah ada.
Kelebihan dari motor - motor yang sudah hadir dikelas ini bak kecap ternama , semuanya nomer satu.  Sulit mengukur siapa yang terbaik dari performance , design , harga, realibitas, service dsb. Tapi yang jelas Semua motor dikelas i ni berlomba-lomba berinovasi.

Satu saja yang kurang terekspose, yakni kemampuan motor-motor sport 150cc di ajang balap sesungguhnya. Barangkali kelas yang paling Fair adalah  Super stock 150cc, dimana  2 hal utama  Chasis ( termasuk rangka , garpu depan strut belakang dan lengan ayun harus standard)  dan Mesin ( motor pengerak , injeksi sistemnya harus standard) selebihnya boleh dimodifikasi  sepanjang memenuhi unsur safety. Misalnya pengunaan Carbon fiber pada fairing dengan tujuan mengurangi bobot atau memakai Velg magnesium  sah sah saja.

Balap semua merek Super Stock 150 cc ini harus menjadi mandatory semua ATPM yang ada di Indonesia. Balap ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa produk-produk mereka ngak cuma OMDO di atas kertas , tapi terbukti di Ajang kompetisi sesungguhnya, dan yang terbaik hanya mereka yang berinovasi tiada henti. 

Satu aja saran: Jangan sampai produk yang di  pasarkan di beri label macan kertas oleh publik, karena ketidak ikut sertaannya di Ajang Super Stock 150cc.  Jaya di pasar namun mati di Ajang Kompetisi